Saturday 25 May 2013

Secarik Kisah Ironi, Kemafar !

Kemafar, segores masa perjuangan untuk merebut kepantasan ini, tapi, pastaskah predikat ini untuk dipantaskan. 
Kemafar, sebuah dambaan masa lalu yang kian dipertanyakan perlu ataukah tidak untuk mendambanya sekarang.
Kemafar, sebait syahdu lagu harapan, tapi mungkinkan masih ada yang mau menyanyikannya sekarang.
Kemafar, sebuah tali erat persaudaraan yamg kian merenggang bersama tidak sehatnya sebuah pandangan, sakitnya hati yang berujung kekecewaan, dan tulinya pendengaran yang berujung ketidakpedulian.

Sungguh kemafar, aku masih menjadi garda terdepan untuk membelamu, meskipun mulai muncul kebijakan miring yang juga mengecewakanku. Sebut saja ke-diskriminatif-an mu untuk non-kem yang juga saudaraku. Aku yakin, yaa masih yakin bahwa kau melakukannya untuk kebaikan kami juga, tapi.... tak bisa dipungkiri mulai banyak yang menghilang dari barisan garda terdepan kebanggaanmu. Sebut saja kuota LKMM mu yang kami pun tidak tau jikalau ada kuota ini. Tapi tak apa, aku masih menjadi garda terdepanmu dan siap mengarahkanmu dalam kebaikan. Kemafar, mungkin kontroversi ini hadir karena kedekatanmu dengan Allah ; tuhan semesta alam, pencipta mu, dan sebenar-benarnya pembelamu; yang kian luntur dan menjauh. Sebut saja agenda hakrab mu yang seolah olah terus tersenyum dan bahagia walaupun jam sudah hampir menunjukkan pukul 00.00 tak ada gugatan berarti dari mu tentang masalah ini. Sebut saja agenda padat rapat mu yang terkadang melalaikanmu untuk berjumpa dengan Allah yang sangat merindukan kehadiran mu. Tapi, sekali lagi kau sangat beruntung kemafar, karena Dia selalu terus dan akan jadi pembelamu, dan yang terus mencintaimu walaupun kau kian menjauh dariNya.

Kemafar jangan pernah salahkan dan memusuhi kami, ketika kami memang tergerak untuk meng-kritisasi dirimu. Sungguh itu karena kami peduli dan cinta dengan keberadaanmu. Mungkin karena usiamu, yang mungkin baru sekitar 7 tahun, kau belum dewasa, kebijakanmu terkadang menunjukkan ke-prematur-an mu. Tapi itu bukan alasan, waktu tidak akan mau berlelah lelah menunggumu dewasa. Tumbuhlah bersama aliran aliran kebaikan dan senantiasalah meminta petunjuk-Nya.

Tulisan ini dibuat bukan hanya sekadar tugas dan kewajiban saja. Tapi atas dasar pemahaman rangkaian kata ini hadir. Diatas kertas ini, aku berharap kau lebih bisa introspeksi dan berbenah kembali. Bukan berarti aku tukang kritik, tapi karena aku juga bagian darimu. Mungkin aku tidak setangguh Hamzah yang membela islam dengan totalitasnya, mungkin aku tidak sekuat Al Fatih dan pasukannya yang membebaskan konstantinopel, tapi izinkan aku untuk membelamu dan mengkritikmu, untuk kebaikan mu juga. Mungkin kau tak sedahsyat Bilal dengan keteguhannya, mungkin juga tak sekeren Khalid dalam menghadapi medan juang, tapi berjanjilan kemafar, bahwa kau akan selalu memperjuangkan kebenaran dan kebaikan serta selalu berbenah dengan mendekatkan diri kepada-Nya. Akhir kata, aku masih mempercayaimu..Kemafar !


dibawah langit mendung jatinangor
untuk memenuhi essay LKMM